Profil Desa Semboja
Ketahui informasi secara rinci Desa Semboja mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Semboja, Kecamatan Pagerbarang, Tegal. Mengupas tuntas potensi pertanian padi sebagai lumbung pangan, geliat pembangunan infrastruktur jalan, data demografi terbaru, luas wilayah, serta kehidupan sosial-budaya masyarakatnya.
-
Sentra Pertanian Padi
Desa Semboja merupakan salah satu lumbung padi utama di Kecamatan Pagerbarang dengan lahan sawah yang produktif dan menjadi tulang punggung perekonomian mayoritas warganya.
-
Pembangunan Infrastruktur Strategis
Peningkatan kualitas jalan ruas Semboja-Randusari menjadi prioritas, yang secara signifikan meningkatkan konektivitas dan akses ekonomi bagi masyarakat desa.
-
Komunitas Agraris yang Dinamis
Dengan populasi lebih dari 3.000 jiwa dan kepadatan yang cukup tinggi, desa ini memiliki struktur sosial yang kuat dan berpegang pada tradisi, sambil beradaptasi dengan modernisasi.

Terletak di tengah hamparan agraris Kabupaten Tegal, Desa Semboja di Kecamatan Pagerbarang menjelma menjadi representasi wilayah yang dinamis, di mana tradisi pertanian berpadu dengan geliat pembangunan infrastruktur. Sebagai salah satu dari 13 desa di Kecamatan Pagerbarang, Semboja memegang peranan penting dalam konstelasi sosial dan ekonomi kawasan, dengan sektor pertanian sebagai tulang punggung utama yang terus menopang kehidupan warganya. Peningkatan konektivitas melalui proyek strategis jalan dan keberhasilan panen raya menjadi bukti nyata potensi besar yang dimiliki desa ini untuk terus bertumbuh.
Desa Semboja secara geografis berada di dalam wilayah administrasi Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data publikasi "Kecamatan Pagerbarang dalam Angka 2024" yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal, Desa Semboja memiliki luas wilayah sebesar 3,35 km². Dengan luas tersebut, Desa Semboja menyumbang sekitar 5,25% dari total luas Kecamatan Pagerbarang yang mencapai 63,78 km².
Secara administratif, wilayah Desa Semboja berbatasan langsung dengan desa-desa lain di sekitarnya. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Randusari. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Mulyoharjo. Batas selatan wilayah desa ialah Desa Srengseng dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Karanganyar. Lokasinya yang strategis, terhubung oleh ruas jalan yang terus dibenahi, menempatkan Semboja pada jalur penting pergerakan ekonomi dan sosial di dalam kecamatan.
Demografi dan Struktur Sosial: Potret Kependudukan Desa Semboja
Struktur kependudukan Desa Semboja mencerminkan karakteristik masyarakat agraris yang produktif. Merujuk pada data BPS Kabupaten Tegal tahun 2023, jumlah penduduk Desa Semboja tercatat sebanyak 3.018 jiwa. Angka ini terdiri dari 1.528 penduduk laki-laki dan 1.490 penduduk perempuan, menghasilkan rasio jenis kelamin sekitar 102,55, yang menunjukkan jumlah penduduk laki-laki sedikit lebih banyak daripada perempuan.
Dengan luas wilayah 3,35 km², maka tingkat kepadatan penduduk di Desa Semboja mencapai 901 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat hunian yang cukup padat, sejalan dengan pola pemukiman masyarakat pedesaan di Jawa yang cenderung mengelompok.
Secara administratif, pemerintahan desa dibagi ke dalam 4 pedukuhan dan 11 Rukun Tetangga (RT). Struktur ini menjadi fondasi bagi pelayanan publik dan mobilisasi kegiatan kemasyarakatan di tingkat akar rumput. Kehidupan sosial masyarakatnya masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong, yang tercermin dalam berbagai kegiatan komunal, baik yang bersifat keagamaan maupun adat.
Lumbung Padi Tegal: Denyut Nadi Perekonomian Desa
Perekonomian Desa Semboja berdetak seirama dengan siklus tanam dan panen. Pertanian, khususnya budidaya padi sawah, merupakan sektor fundamental yang menjadi sumber mata pencaharian mayoritas penduduk. Hamparan sawah yang luas dan subur menjadi aset utama desa, menjadikannya salah satu lumbung padi penting di Kecamatan Pagerbarang.
Keberhasilan sektor ini kerap menjadi sorotan, seperti yang terlihat dalam kegiatan "Panen Raya Padi" yang pernah dihadiri oleh jajaran pemerintah daerah Kabupaten Tegal. Momen tersebut tidak hanya menjadi perayaan hasil kerja keras para petani, tetapi juga penegasan atas peran vital Semboja dalam mendukung ketahanan pangan lokal. Menurut seorang perwakilan dari dinas pertanian setempat, "Produktivitas di Semboja menunjukkan hasil yang sangat baik. Dukungan pemerintah melalui penyuluhan, bantuan benih, dan perbaikan irigasi diharapkan dapat terus meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan petani di sini."
Selain padi, masyarakat juga menanam komoditas pertanian lainnya seperti palawija dan sayuran untuk konsumsi rumah tangga maupun dijual ke pasar lokal. Di luar pertanian, sebagian kecil penduduk juga terlibat dalam sektor perdagangan, jasa, dan industri rumah tangga, meskipun skalanya belum sebesar sektor agraris. Keberadaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) seperti warung kelontong dan usaha kuliner sederhana turut memberi warna pada aktivitas ekonomi desa.
Infrastruktur sebagai Urat Nadi Pembangunan
Pemerintah Kabupaten Tegal menunjukkan perhatian serius terhadap peningkatan kualitas infrastruktur di Desa Semboja dan sekitarnya. Salah satu proyek paling signifikan yaitu peningkatan dan pelebaran ruas jalan Semboja-Randusari. Proyek yang menelan anggaran miliaran rupiah dari Dana Alokasi Khusus (DAK) ini mengubah jalan yang sebelumnya kerap rusak menjadi jalan beton (rigid beton) yang lebih lebar dan kokoh.
Peningkatan jalan ini memiliki dampak multifaset. Secara ekonomi, kelancaran akses transportasi mempermudah distribusi hasil panen dari desa ke pusat-pusat pasar, sehingga berpotensi menekan biaya logistik dan meningkatkan harga jual di tingkat petani. Bagi masyarakat umum, akses yang lebih baik menuju pusat kecamatan, fasilitas kesehatan, dan pendidikan menjadi jauh lebih mudah dan cepat.
Seorang warga desa menuturkan, "Dulu kalau mau ke Pagerbarang atau ke Slawi jalannya kurang bagus, apalagi saat musim hujan. Sekarang setelah jalannya dicor, jadi lebih cepat dan nyaman. Anak-anak yang sekolah juga lebih lancar perjalanannya." Pernyataan ini menggarisbawahi betapa vitalnya pembangunan infrastruktur dalam meningkatkan kualitas hidup dan membuka isolasi wilayah.
Kehidupan Sosial-Budaya dan Pemerintahan
Kehidupan masyarakat Desa Semboja diwarnai oleh tradisi dan budaya Jawa yang kental dengan nuansa religius. Tradisi seperti `slametan` atau kenduri masih lestari sebagai sarana untuk memohon keselamatan dan mengungkapkan rasa syukur, terutama yang berkaitan dengan siklus pertanian. Semangat gotong royong juga masih terjaga, terlihat dari kerja bakti membersihkan lingkungan atau saat membantu sesama warga yang memiliki hajatan.
Meskipun belum ada data spesifik mengenai kesenian khas yang berasal asli dari Desa Semboja, sebagai bagian dari Kecamatan Pagerbarang, warga desa turut mengenal dan sesekali menikmati kesenian tradisional yang populer di kawasan tersebut, seperti wayang kulit dan `Pedawangan`, sebuah kesenian yang menggambarkan upaya para petani dalam melindungi tanamannya.
Dari sisi pemerintahan, Desa Semboja dipimpin oleh seorang kepala desa yang dipilih secara demokratis oleh masyarakat. Roda pemerintahan dijalankan bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan perangkat desa lainnya. Perencanaan pembangunan desa dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) yang menjadi acuan dalam pengalokasian dana desa dan program-program pemberdayaan masyarakat, dengan fokus utama pada pemeliharaan infrastruktur, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pengembangan potensi ekonomi lokal.
Dengan fondasi pertanian yang kuat, dukungan infrastruktur yang terus membaik, serta modal sosial yang masih terjaga, Desa Semboja memiliki prospek cerah untuk menjadi desa yang lebih maju dan sejahtera. Tantangan ke depan ialah bagaimana mengoptimalkan potensi yang ada, melakukan diversifikasi ekonomi agar tidak hanya bergantung pada sektor pertanian, serta meningkatkan kapasitas sumber daya manusia untuk menghadapi persaingan di masa depan.